Sebuah studi klinis baru pada manusia menggunakan ekstrak ashwagandha berkualitas tinggi yang dipatenkan, Witholytin, untuk mengevaluasi efek positifnya terhadap kelelahan dan stres.
Para peneliti menilai keamanan ashwagandha dan pengaruhnya terhadap kelelahan dan stres yang dirasakan pada 111 pria dan wanita sehat berusia 40–75 tahun yang mengalami tingkat energi rendah dan persepsi stres sedang hingga tinggi selama periode 12 minggu. Penelitian menggunakan ashwagandha dosis 200 mg dua kali sehari.
Hasil menunjukkan bahwa peserta yang memakai ashwagandha mengalami penurunan skor global Chalder Fatigue Scale (CFS) sebesar 45,81% dan penurunan stres (skala stres yang dirasakan) sebesar 38,59% dibandingkan dengan awal setelah 12 minggu. .
Hasil lain menunjukkan skor fisik pada Patient Reported Outcome Measurement Information System (PROMIS-29) meningkat (meningkat) sebesar 11,41%, skor psikologis pada PROMIS-29 (meningkat) menurun sebesar 26,30% dan meningkat sebesar 9,1% dibandingkan dengan plasebo. . Variabilitas detak jantung (HRV) menurun sebesar 18,8%.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ashwagandha berpotensi mendukung pendekatan adaptogenik, memerangi kelelahan, meremajakan, dan meningkatkan homeostasis dan keseimbangan.
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini mengklaim bahwa ashwagandha memiliki manfaat memberi energi yang signifikan bagi orang paruh baya dan orang tua yang kelebihan berat badan yang mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi.
Sebuah subanalisis dilakukan untuk memeriksa biomarker hormonal pada peserta pria dan wanita. Konsentrasi testosteron bebas dalam darah (p = 0,048) dan hormon luteinizing (p = 0,002) meningkat secara signifikan sebesar 12,87% pada pria yang memakai ashwagandha dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Mengingat hasil ini, penting untuk mempelajari lebih lanjut kelompok demografis yang mungkin mendapat manfaat dari penggunaan ashwagandha, karena efek pengurangan stresnya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status indeks massa tubuh, dan variabel lainnya.
“Kami senang bahwa publikasi baru ini menggabungkan bukti yang mendukung Vitolitin dengan semakin banyak bukti kami yang menunjukkan standarisasi ekstrak ashwagandha USP,” jelas Sonya Cropper, wakil presiden eksekutif Verdure Sciences. Cropper melanjutkan, “Ada peningkatan minat terhadap ashwagandha, adaptogen, kelelahan, energi, dan kinerja mental.”
Vitolitin diproduksi oleh Verdure Sciences dan didistribusikan di Eropa oleh LEHVOSS Nutrition, sebuah divisi dari LEHVOSS Group.
Waktu posting: 13 Februari-2024